Hallo readers,
followers, haters, dan lovers of ceritasiibaweell! :D
Sebelumnya eike
mau minta maap, soalnya postingan tentang surat buat dia ga bisa aku posting.
Kenapa? Karena kalau dipikir-pikir, kenapa gue harus terus-terusan posting
galau tentang dia? Padahal dia ga pernah mikirin gue tuh.
Dan, berkat
kata-kata beberapa orang, aku pun sadar. Aku harus melupakan orang yang
melupakanku. Apalagi, dia tidak baik. Dia pergi, tidak minta maaf, dan
seolah-olah tidak mengenalku. PADAHAL DULU DIA BILANG “KU SAYANG SEKALI KO. TIDAK MAU NA’ PUTUS LAGI. KU CINTA SEKALI KO”
*ALAAAH GOMBAL
BANGET LU! BISANYA CUMA NGOMONG DOANG! TINDAKAN NOL!*
Nah, inilah dia
orang-orang yang menjadi tim sukses “Let Him Go”
Satu, Citra
Sintya Pracilia Pasedan. Dia teman galauku yang top markotop! Kalo gue lagi
pengen galau, yaa sama dia aja. Tapi, dia selalu berusaha membuatku melupakan
si kucing dengan berbagai cara. Misalnya, mengajakku berpikir bahwa betapa
beruntungnya aku yang telah mendapatkan si Richie yang tulus menyayangiku dan
selalu setia walaupun dia sering ngambek. Satu saja pesanku sama kamu, Cit.
Lupakan si tomat ya! Masih banyak yang lain kok, yg satu spesies sama si Richie
tuh banyak ;)
Dua, Kak Ruth. Dia kakak angkatku yang juga turut
berpartisipasi dalam hal ini. Dia kakak yang baiiiik banget! Dia bilang “kenangan-kenangan yang bikin ko tidak bisa
lupakan dia dek. Apalagi kalian putusnya tidak baik-baik. Dan dia tidak minta
maaf. Sebenarnya kasihan juga Richie dek. Secara tidak sadar, hatimu mendua.” TIDAAAAK
! saya akan segera melupakannya kak! I promise you :*
Tiga, Tryse
Biantong. Si moemoe yang
juga sering galau. Dia sekelas sama si kucing. Dan dia bilang blogku ini kalo
dibaca tuh kayak baca novel. Ya ampun! Coba baca dari 2009 deh Echa. Dijamin
pulsa modemmu bakalan abis! Hahaha. Echa ini juga bilang “jangan pikirkan orang yang tidak memikirkanmu” yang kalau
dipikir-pikir sih bener juga. Buang-buang waktu aja kan. Tapi, itulah yang ku
lakukan selama ini, Echa! Gue harus apaaa! :(
Empat, Marzel
Lebang. Yah walaupun bantuannya dikit doang. Tapi dia juga bisa jadi
sahabat yang baik dan pengertian. *Ya Tuhan semoga Marzel ga baca ini*. Setiap
ada si kucing, dia selalu berusaha untuk mencegahku berjalan ke tempat si
kucing berada. Ya paling enggak radius 3 meter deh yaa :D
Lima, Febriani
Ery. Bantuannya apa ya? Mmm, dia mendukung sedikit-sedikit tapi sangat
berarti! Dia menjadi saksi antara gue dan si kucing. Dia dan Thya menjadi
temanku bercerita tentang masalah gue sama si kucing sampai bisa putus.
Enam, Richard
Karangan. Inilaah dia si Richie :D dia selalu ngertiin gue di saat gue galau
tiba-tiba. Dia selalu menjauhkan gue dari pandangan si kucing. Selalu membuat
gue ceria di tengah-tengah kegalauan gue. Dan dia berhasil menyembuhkan rasa
sakit hati gue, sakit hati yang ditimbulkan kembarannya sendiri. Makasiiiih
sayaaaang! :*
Tujuh, Edna Olky dan Cesaria Marewa.
Sahabatku dari SMP yang dulu mendukung banget pas gue pacaran sama si Kucing.
Tapi sekarang dia udah benci sama si kucing karena dia udah mainin gue!
Yeyeyey. Betapa beruntungnya gue punya mereka. Mereka yang mempunyai pengaruh
begitu kuat hingga gue bisa menganggap si kucing itu hanyalah anak orang yang
taunya cuma ngomong doang ;)
Intinya sekarang,
Tuhan mengirimkan banyak penghibur ketika seseorang yang kau sayangi
meninggalkanmu. Gue udah buktiin itu. Gue, disakitin habis-habisan sama si
kucing. Sakit banget! Gue udah coba smsin dia, peduli sama dia. Tapi hasilnya
nihil. Dan, sekarang gue udah dapetin yang lebih baik, yang lebih sayang dan
setia sama gue. Si Richie selalu bilang “Ku sayang ko, dan tidak mau na’ lepas
ko”.. dan dia memang membuktikan itu. Gue udah dapetin dia yang lebih baik.
Terima kasih Tuhan.
Gue sekarang gak
mau lagi mikirin si kucing. Biarkanlah dia. Gue gak mau mikirin orang yang
enggak mikirin gue sedikitpun. Makasih ya buat kalian yang udah turut andil
dalam hal ini. Gue sayaang banget sama kalian, especially Richie :)
Kau menghapuskan setiap luka, mengingatkanku
tentang mimpi terpendam agar semua kan menjadi nyata :)
0 komentar:
Posting Komentar