Welcome to my blog, hope you enjoy reading
RSS

Jumat, 21 September 2012

Tentang Galau, Move On, Penantian, dan Pacaran



Hulaa readers :*
Mungkin kalian bertanya ngapain yaa Intan nulis tentang ginian, ngapain Intan bikin blog, ngapain Intan di dunia ini? Hahahaha. Oke, gue nulis tentang galau, menanti, move on, dan pacaran karena  4 hal ini adalah keadaan yang sangat sering gue alami dan gue selalu jadi korban dari keadaan tersebut. Udah banyak yang udah bisa gue pelajari dari keempat hal tersebut. Dan rencananya gue mau share ke kalian, supaya kalian jadi korban juga. Eh, engga dong. Tak lain dan tak bukan, tujuannya adalah memberi kalian informasi, agar kalian tidak jatuh di lubang yang dalem kayak gue serta menambah pengetahuan kalian tentang Ilmu Pengetahuan Alam :D

Pertama, GALAU. Galau itu relatif. Tergantung dari apa yang terjadi pada seseorang dan bagaimana hati orang tersebut menanggapi dan merespon kejadian tersebut. Gue sering galau kalo misalnya nilai lagi jeblok, dimarahin orang tua,putus sama pacar, liat mantan gandengan sama pacarnya, atau kalau mantan update status tentang pacar barunya. Wah! Kalau yang begituan sih gue bisa galau berat. Bahkan gue bisa tiba-tiba galau kalau mencium, mendengar, dan merasakan sesuatu yang mengingatkan gue pada kejadian yang telah terjadi, mengingatkan gue pada seseorang yang telah memberikan kenangan yang kuat tertancap dalam hati gue. Namun, galau itu hanya bersifat sementara. Tergantung dari kita, mau memelihara kegalauan atau melepaskannya dengan sukarela. Terkadang galau itu tetap hidup/dirasakan terus-menerus kalo kita menanggapi kegalauan tersebut secara serius. Contohnya, gue pernah denger katanya mantan gue lagi suka sama anak kelas 1. Waktu denger info tersebut sih gue berusaha fine-fine aja di depan teman-teman. Berusaha cuek dan ga peduli sama sekali. Tapi waktu gue pulang ke rumah, aje gile gue langsung nangis-nangis bombay sambil dengerin lagu galau. Gue akui, di situ gue emang lebay. Ngapain coba gue nangis karena mantan gue suka sama cewek lain? Gue juga heran. Tapi itulah respon dari hati gue, itulah yang gue rasain. Aneh memang, tapi itu gak pernah bisa dipungkiri. Mendengar hal itu sangat sakit, bahkan bisa menimbulkan kegilaan. Sejak hari itu, gue selalu dengerin lagu galau setiap lagi ga ada kegiatan, gue selalu inget kenangan gue sama si mantan, dan gue selalu berandai-andai kalau misalnya dia bener-bener nembak tuh cewek, betapa hancurnya hati gue. Nah, itu adalah contoh kegalauan yang ditanggapi secara serius. Jadi, sebaiknya kalau kalian merasa galau, cobalah untuk berusaha bangkit dari kegalauan itu. Contohnya makan makanan favoritmu sampai puas, mandi pake air hangat, dengerin lagu yang membangkitkan semangat, dan nonton film komedi. Dengan kerja keras dan usaha yang tinggi serta tidak menanggapi kegalauan secara serius, hal-hal di atas dapat membantu kalian dalam mengatasi kegalauan. Selamat makan! :)

Kedua, MOVE ON. Kata ini pasti udah sering kalian denger dan katakan kepada teman kalian atau kepada siapapun yang sedang galau, kan? Gue sering banget dibilangin kayak gitu sama temen-temen kalau lagi galau berat. Mereka biasanya berkata “Ayo Intan, move on dong! Move on!” dan apa tanggapan gue? Gue cuman senyum. Dalam hati, gue bilang “Anjrit lu, gampang banget bilang kayak gitu.” Yup. Apakah kalian termasuk kategori orang sering mengatakan kepada teman kalian yang sedang galau untuk move on? Jika iya, coba bayangin kalau kalian di posisi tersebut. Susah banget tau buat move on! Move on itu tidak semudah membalikkan telapak tangan atau mesen makanan di restoran cepat saji. Move on itu bisa melalui waktu yang sangat lama. Move on juga harus melewati perjuangan yang berat. Kenapa? Move on itu menurut gue termasuk tindakan yang harus membuat kita meninggalkan semua kenangan yang bikin kita galau, harus melupakan semua kenangan dari kejadian tersebut, termasuk orang yang membuat kita galau. Nah, emang gampang ngelakuin hal tersebut? Jawabannya adalah HOKKIAN AYAM. Eh, jawabannya adalah enggak. Jadi, berhati-hatilah dalam memberi usulan pada teman kalian. Karena move on itu gak gampang. Namun jika kalian tidak termasuk dalam kategori orang yang sering berkata seperti itu, langkahi saja topik kedua ini atau pulsa modem kalian bakalan habis :p Oh iya, menurut hasil riset dari pengalaman gue yang nyaris keluar dari lingkaran galau, move on bisa berhasil dengan cara mencari pasangan baru, atau mencari gebetan sebanyak-banyaknya yang bisa bikin kalian tersanjung dan tersipu karena gombalan mereka yang biasanya bikin perut kempes. Banyak orang bilang, move on itu bisa dilakukan dengan menyibukkan diri. Menurut gue, hasil dari hal tersebut adalah nihil. Kenapa? Karena walaupun udah nyibukin diri tapi di dalam kesibukan tersebut kalian tetep memikirkan seseorang atau hal yang membuat kalian galau, itu sama saja dengan tidak berusaha untuk move on. Dan gue udah pernah membuktikan hal tersebut. Hasilnya gue malah capek dua kali lipat. Gue capek karena sibuk beraktivitas yang gak jelas, dan capek karena mikirin hal yang membuat gue galau. So, move on itu biasanya sulit dilakukan. Namun, kembali lagi pada jenis dan sifat seseorang menanggapi kegalauannya. Kalau dia cuek, ya move on mah gampang aja. Tapi kalau kenangan indah udah menyesaki hati, ya susah banget buat move on dah ituu. Jadi buat kalian yang pengen move on, berusahalah untuk mencari gebetan baru. Dan buat kalian yang punya lebih banyak tips buat melancarkan aksi move on, silahkan tinggalkan komentar di bawah postingan ini agar seluruh Indonesia dapat lepas dari rasa galau dan gampang untuk move on! Merdeka!

Ketiga, menanti cinta. Menanti cinta dalam konteks ini adalah menunggu kepastian cinta dari seseorang. Yup, gue pernah bahkan sering mengalami hal seperti ini saudara-saudara. Guess what? Hal ini sangatlah berat dan menyakitkan. Misalnya aja gue nih, gue pernah menanti cinta dari seseorang yang peduli dan mengerti banget tentang sifat gue. Sekitar 3 minggu gue berusaha buat perhatian sama dia, tapi dianya enggak ngasih respon positif. Pernah sih, dan respon tersebut bikin gue jungkir balik saking kegirangannya. Lama, lama banget gue menanti kepastian dari apa yang dia rasakan ke gue. Apa dia merasakan getaran yang sama dengan gue? Dan akhirnya suatu hari dia sms, dia bilang
Kita kayaknya tidak cocok dan tidak bisa menyatu. Maaf telah menggantungmu.
Aduh, SUMPAH NYESEK BANGET! Dari situ gue sedih mulu bawaannya. Sediiiiih banget. Menanti sebuah status adalah penyiksaan terhadap diri sendiri. Status adalah sebuah pengakuan. Walaupun tampak sederhana dan tidak penting, tapi kita semua menginginkannya, kan? Tapi apa yang harus dilakukan lagi kalau jadinya udah kayak nasib gue? Yang terjadi setelah itu mah palingan gue galau lagi. Banyak juga temen gue memiliki hobi yang sama dengan gue yaitu  berharap dan menanti cinta seseorang. Dan apa hasilnya? Kita semua menjadi korban, yap. Korban penantian, tentunya. Jadi, menanti adalah pekerjaan yang sangat melelahkan. Bagus kalau respon dari orang yang dinanti adalah respon positif. Lah kalau negatif kayak gue? Aje gile menyakitkan banget mameen!

Keempat, pacaran. Aduh, harus bilang apa nih gue tentang pacaran? Gue pacaran aja paling mentok 10 bulan. Lah sekarang mau ngebahas tentang pacaran, ah gila. Mmm, tapi gue punya beberapa tips agar kalian dan pacar atau calon pacar kalian bisa long last. Caranya, dalam memilih pacar itu ga boleh diliat dari tampang atau kekayaan. Tapi cewek-cewek zaman sekarang itu paling berpatokan sama kegantengan. Coba liat gue, mantan-mantan gue ga ganteng-ganteng amat, tapi manis tentunya :) yang penting itu adalah bagaimana dia mengerti dan peduli sama kamu. Saat kamu merasa nyaman dan aman sama seseorang, jangan lepaskan dia. Karena jarang banget orang yang bisa bikin kalian bahagia. Ada sih yang merasa bahagia di awalnya aja, tapi pas udah pacaran ya keluar sifat aslinya. Jadinya, putus deh dengan alasan dia ga bisa ngertiin sifat kamu yang mungkin tukang ngambek lah, apa lah. Teman-temanku yang ku sayangi, sebaiknya kalau PDKT, kalian masing-masing menunjukkan karakter asli kalian agar terlihat kecocokan atau tidak di antara kalian. Oke? Next, sebaiknya hindari berpacaran dengan cowok yang punya kakak cewek. Lah? Kenapa emang? Dari pengalaman gue, punya pacar yang memiliki kakak cewek adalah BENCANA. Karena, kakak cewek itu akan sangat memperhatikan kegiatan pacaran yang dilakukan oleh sang adik. Apalagi kalo yang dipacari itu adalah adiknya yang paling terakhir. Mampus aja! Pasti selalu dideteksi sama sang kakak yang kepo abis. Gue dulu tersiksa banget pas pacaran dengan model kayak gini. Kalau adiknya galau sedikit aja, langsung disemprot sama kakaknya. Nyesek banget. Dan pas gue putus sama adiknya, gue berusaha keep in touch, namun apalah daya. Sang kakak ngirimin gue pesan di fb, katanya nyuruh gue jauhin adiknya karena gue yang dulu mutusin adiknya. Dan sekarang gue harus menjauh dari sang adik. So, gue bales aja tuh pesan dengan kata “Maaf, siapa ini?” AHAHAHAHAHAHAHA! Emang enak, masih mau koo :p
Oke, pacaran itu ada baiknya dan ada buruknya. Baiknya adalah kita dapat berbagi rasa sayang dan perhatian kepada orang lain, kita dapat merasakan yang namanya disayangi, dan kita terkadang bisa sadar apa arti dan tujuan kita hidup di dunia ini, yaitu menyayangi orang lain dengan tulus. Dan buruknya adalah seperti contoh sepenggal kisah hidup gue di atas. Dikata-katain sama sodaranya lah, gak disuka emaknya lah, bisa putus dan akhirnya galau lah. Dan yang paling parah adalah ketika kita udah sangat sayang sama seseorang dan ga bisa lupain dia. Ketika kita mencari pasangan lain namun yang ada hanyalah imaji tentang kenangan dengan sang mantan. You know, that’s a big disaster, buddy!

Mungkin postingan kali ini sangat ga mutu, tapi blog, blog gue! Suka-suka gue dong :p
Terima kasih udah baca postingan ini, baik buruknya mohon diterima dengan lapang dada, sebab writersnya juga rada konslet sewaktu nulis ini. Writersnya lagi mabok air mineral ;)